Monday, November 21, 2011

Riwayat Hidupku

RIWAYAT HIDUP
Di sebuah desa kecil yang bernama Watunohu yang berada di daerah pedalaman Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, aku dilahirkan dan dibesarkan. Aku lahir pada tanggal 29 Maret 1994 di tengah-tengah keluarga petani sederhana yang memiliki dua orang anak perempuan.
Ayah ibuku bernama Muhammad Nasir dan Sitti Rahma, sedangkan kedua kakak perempuanku bernama Nasra Wijayanti dan Nirmalasari. Saat ini aku mempunyai seorang adik laki-laki yang bernama Resa Mahelsa, dia berumur sekitar 11 tahun atau yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Sewaktu kecil aku pertama kali bersekolah saat umurku 5 tahun. Aku masuk di sebuah Sekolah Dasar (SD) yang bernama SD Negeri 1 Watunohu yang jaraknya sekitar 1 km dari rumahku dan harus ku tempuh dengan berjalan kaki. Di sekolah inilah aku untuk pertama kalinya menimba ilmu secara formal. Karena sebelumnya aku hanya belajar di rumah yang digurui oleh ayah ibuku, atau bahkan kedua kakak perempuanku.
Selama bersekolah di SD, aku selalu bangun pukul 05.30 pagi untuk mempersiapkan semua perlengkapan yang ku butuhkan untuk bersekolah. Saat itu di Desa aku tinggal belum ada yang namanya listrik. Jadi ketika tiba saatnya belajar di malam hari, aku dan kedua saudaraku serta tetangga yang kala itu datang ke rumah untuk belajar bersama, harus belajar di tengah kegelapan malam yang hanya diterangi oleh cahaya dari sebuah pelita minyak. Walaupun demikian, kami tidak pernah merasa bosan, bahkan hal itu membuat kami menjadi lebih dapat belajar dengan tenang dan serius karena tidak adanya gangguan dari suara barang-barang elektronik seperti TV, ataupun barang elektronik yang menawarkan permainan yang saat ini dalam puncak popularitasnya dikalangan anak-anak maupun remaja. Masih dapat kuingat, saat belajar seperti itu yang dapat ku dengar hanyalah suara-suara dari hewan malam yang mengisi malam gelap gulita. Bahkan terkadang saat belajar, aku dan para tetangga serta kakak perempuanku bermain di tengah gelapnya malam yang di terangi oleh sinar bulan dan bintang-bintang yang selalu menghiasi langit malam. Beberapa suara hewan terdengar riuh melantun diantara dedaunan yang bergerak ditiup angin. Dan seringkali aku harus berjalan di bawah langit malam yang gelap gulita hanya untuk pergi belajar ke rumah tetangga yang berada jauh dari rumahku.
Saat berangkat ke sekolah, ibu selalu mengingatkanku untuk belajar dengan sungguh di sekolah, dan tak lupa pula ibu mengecup keningku sebagai tanda sayangnya terhadap anak-anaknya. Aku pun tak lupa untuk mencium tangan kedua orang tuaku sebagai tanda penghormatan kepada orang tuaku.
Masih terukir jelas diingatanku ketika aku berangkat ke sekolah, aku dan kakak perempuanku harus menempuh jarak yang 1 km itu dengan berjalan kaki. Kulangkahkan kakiku seraya melantunkan beberapa syair lagu yang aku ketahui menuju ke sekolah. Di dalam perjalanan menuju ke sekolah, aku tidak menemukan keramaian hirup pikuk di jalan seperti yang sering terjadi di kota Makassar. Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah aku dapat merasakan kedamaian yang begitu nyaman, ku hirup udara yang begitu segar yang masih bebas dari polusi dank ku hembuskan kembali ke udara. Suara burung yang begitu merdu dapat ku dengar jelas di telingaku.
Semakin jauh berjalan, semakin aku dapat merasakan keindahan dan kedamaian alam yang tidak bisa aku dapatkan di kota Makassar. Langkah kaki terasa ringan dalam menempuh jarak yang cukup jauh itu. Beberapa anak sekolah juga terlihat menuju sekolah, ada pula yang sedang menunggu temannya. Beberapa anak terlihat sedang asyik bermain di tengah jalan sambil menuju sekolah. Suara canda tawa mereka terdengar begitu riang gembira tanpa memmperdulikan jarak yang harus mereka tempuh.
Aku dan beberapa temanku juga tak mau ketinggalan, kami bersenda gurau dalam perjalanan menuju sekolah. Sesekali aku menoleh ke belakang untuk melihat anak-anak lain yang sedang asyik bergurau. Beberapa diantara anak teman sekolahku ada yang menggunakan sepeda, dan tak jarang mereka menggandeng seseorang di belakangnya. Ada pula yang diantar oleh orang tuanya menggunakan sepeda. Tak jarang kami berpapasan dengan para petani yang akan pergi ke ladangnya, tak lupa kami memberi salam kepada mereka. Tak berapa lama kemudian atap sekolah ku sudah mulai terlihat, tampak beberapa guru telah menunggu kami para murid di depan gerbang sekolah. Sebelum masuk ke kelas, biasanya aku dan beberapa temanku akan pergi melihat barang dagangan para pedangang kaki lima yang menjual aneka mainan. Ketika lonceng berbunyi, itu berarti kami harus berbaris di depan kelas masing-masing untuk bersiap-siap masuk ke dalam kelas. Kami akan masuk ke kelas setelah nama kami disebut dan diperbolehkan masuk.
Ketika jam sekolah usai, kami akan berhamburan keluar dari kelas dan tak lupa untuk mencium tangan ibu bapak guru kami. Dalam perjalanan pulang, biasanya beberapa anak tidak akan langsung pulang ke rumahnya. Ada yang langsung pergi bermain dengan teman-temannya, ada yang berhenti untuk memanjat pohon buah kersen, dan ada pula yang pergi ke ladang untuk membantu orang tuanya. Aku sendiri biasanya langsung pulang ke rumah bersama kakakku. Biasanya setelah sampai ke rumah, aku langsung melepas pakaian dan tas lalu menuju ke meja makan. Diatas meja makan biasanya ibu telah menyiapkan beberapa lauk untuk kami bertiga, dan tak ketinggalan tumis kangkung yang merupakan lauk kesukaanku.
Setelah makan, biasanya aku langsung pergi bermain jika tidak ada tugas yang harus aku kerjakan. Ayah dan ibu biasanya baru pulang dari ladang ketika senja, mereka biasanya memebawa bekal ke ladang sehingga tak perlu pulang ke rumah jika untuk makan siang. Di rumah biasanya kedua kakak perempuankulah yang melakukan pekerjaan rumah jika ibu belum pulang. Ketika ayah dan ibu telah pulang, kedua kakakku  akan segera menyiapkan makanan untuk mereka. Dan setelah itu, mereka biasanya lanngsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dari sekolah. Jika telah masuk waktu untuk shalat, kami semua akan segera mengambil air wudhu dan mulai shalat berjamaah. Setelah itu, ibu akan menyiapkan makanan untuk makan malam, dan tak lupa kedua kakak perempuanku juga membantu ibu untuk menyiapkan semuanya. Setelah makan malam, aku dan kedua kakakku akan mulai belajar dan tak lupa pula beberapa tetangga akan datang untuk belajar bersama dirumah, dan biasanya ibu akan membantu kami dalam belajar sehingga kami dapat dengan mudah mengerjakan apa yang belum kami ketahui.
Seiring bergantinya tahun, aku pun bertambah umur dan sebentar lagi aku akan lulus dari Sekolah Dasar. Pertengahan tahun 2005, aku pun lulus dari SD dan mulai melangkahkan pendidikanku kejenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selama tiga tahun aku bersekolah di SMP dan mendapatkan banyak pengalaman luar biasa. Disini aku dapat mengenal banyak orang yang berasal dari desa atau daerah lain yang sewaktu SD tidak pernah aku dapatkan. Selama bersekolah di jenjang ini, aku menempuh banyak cobaan dan rintangan. Salah satunya adalah dengan berjalan sejauh 2 km atau 4 km jika ditambahkan dengan saat pulang. Selain itu, aku harus rela basah apabila hujan turun ketika aku berangkat atau pulang dari sekolah. Meskipun begitu, selalu ada cara untuk mengantisipasi hal itu, yaitu dengan cara mengambil daun pisang yang banyak tumbuh disekitar jalan.
Dimulai dari sinilah aku mulai mengenal yang namanya teknologi Komputer yang pada saat itu masih menjadi barang mewah di daerah itu. Dan selama bergelut di dunia SMP, aku selalu mendapatkan prestasi yang cukup baik di kelas. Aki selalu berada dalam lingkup dua besar dan sekali pernah meraih tempat pertama walaupun itu hanya 1 semester. Melalui tempat ini pulalah aku mulai mengembangkan sayap pengetahuanku untuk menjadi lebih banyak tahu.
Pada tahun 2008 aku lulus dari SMP dan akhirnya mulai berganti menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Kali ini aku tidak lagi berada di daerah Kolaka Utara untuk bersekolah. Demi untuk mewujudkan cita-cita dan harapan orang tua, aku harus rela untuk berpisah dari orang tua dan bersekolah di kota Palopo provinsi Sulawesi Selatan. Di tahun ini aku mencoba untuk menfokuskan pendidikan di sekolah yang berbasis kejuruan, sehingga pada akhirnya aku memilih dan lulus di SMK Negeri 1 Palopo. Di kota ini aku tinggal bersama kakek nenekku yang sudah tua dan renta. Selama menempuh pendidikan di SMK, aku  tidak pernah melepaskan peringkat 1 di kelas. Sedikit demi sedikit aku belajar untuk lebih mengetahui hal-hal yang belum aku ketahui selama bersekolah di SD dan SMP. Di sekolah ini pulalah aku mulai mengenal yang namanya teknologi Internet yang saat ini popular dikalangan masyarakat dunia. Pada tahun 2010, aku berangkat dari Palopo menuju Makassar untuk melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang wajib dilakukan oleh setiap seswa kelas XI di sekolahku.
Saat PSG aku ditempatkan di lingkup kantor Gubernur Sulawesi Selatan pada bagian Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) provinsi Sulawesi Selatan. Selama empat bulan aku PSG di tempat ini, dan di tempat ini aku dapat menimba ilmu yang tidak aku dapatkan di sekolah. Setelah melewati empat bulan itu, akhirnya aku pun kembali ke Palopo untuk melanjutkan studi di bangku kelas XII.
Pada tahun 2011 aku diutus oleh sekolah untuk mewakili kota Palopo dengan membawa nama SMK Negeri 1 Palopo dalam lomba LKS SMK bidang Sekertaris tingkat provinsi Sulawesi Selatan yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Dalam lomba ini, aku mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi. Perwakilan dari sekolah lain yang ada di Sulawesi Selatan pun banyak yang ambil andil dalam lomba ini. Mulai dari Toraja hingga Bulukumba semuanya ada. Pada saat akhir lomba, aku berhasil mendapatkan juara kedua, setelah juara pertama berhasil di bawa pulang oleh perwakilan kota Makassar. Dari lomba inilah, aku mendapatkan kesempatan untuk bebas tes di PNUP pada saat penerimaan Mahasiswa(i) baru 2011.
Pada akhirnya, setelah lulus dari SMK bulan 5 kemarin, aku langsung mengurus administrasi di PNUP dan langsung lolos tanpa perlu melakukan tes di PNUP. Dan disinilah aku sekarang, tergabung dalam jurusan Administrasi Niaga untuk melanjutkan pendidikan yang telah aku lakukan selama 12 tahun. Dan di tempat inilah aku akan berpacu dengan waktu untuk menentukan tujuan hidup yang hingga kini belum aku temukan. Selain itu, disinilah aku akan mulai untuk lebih mandiri dan berusaha untuk terus meningkatkan kompetensi yang ada dalam diri ini.
Aku hampir lupa untuk mencantumkan nama. Aku Dody Suprayogi, saat ini umurku telah menginjak 17 tahun, aku tergabung dalam jurusan Administrasi Niaga Program Studi Administrasi Bisnis D4. Dan sekarang aku berada dalam kelas 1 A, semoga sedikit ceritaku ini cukup untuk memperkenalkan diriku dan keluargaku. Salam kenal dariku, Smile Please!!!   

No comments:

Post a Comment